Pages

Kamis, 02 Desember 2010

Cewek Penarik Becak dan Buruh Kasar


Arti lain "Emansipasi"

Suasana tersebut, terjadi di lokasi penjualan sayur-mayur dan buah-buahan Pasar Subuh Wonomulyo. Disebut pasar subuh karena para pedagang memulai aktivitas di sisi saluran irigasi sebelah timur Pasar Induk Sidodadi, Wonomulyo saat subuh masih gelap sampai pagi mulai terang. Puluhan becak datang mengangkut barang atau menunggu muatan menjadi bagian dari suasana di lokasi tersebut.

Di antara penarik becak tersebut, seorang cewek, Ainayanti. Seperti penarik becak lainnya, gadis 18 tahun itu sekaligus menjual jasa sebagai pengangkat barang milik para pedagang. Pekerjaan tersebut dilakoni Ainayanti sejak dua tahun terakhir guna menopang ekonomi orang tuanya. Sebagai seorang gadis, Ainayanti menginginkan pekerjaan yang lebih pantas. Tapi menarik becak menjadi pilihan satu-satunya. Dia tidak memiliki keterampilan. Warga Desa Sidorejo, Kecamatan Wonomulyo itu berprinsip pekerjaan menarik becak atau buruh kasar tidak hina.

Anak ke enam dari 10 bersaudara pasangan Adrus-Agustina itu bekerja menarik becak atau mengangkat barang sebagai buruh kasar yang umumnya dilakukan kaum pria, lebih baik dan mulia daripada bergantung pada orang lain untuk memberi belas kasihan. Gadis yang mengaku hanya duduk di bangku kelas III SD itu dengan mengayuh becak selalu mengitari Pasar Wonomulyo dan sekitarnya setiap hari. Kalau penumpang sepi, dia menjual jasa mengangkat barang milik para pedagang.

Penghasilan setiap hari hanya Rp20 ribu-Rp25 ribu diakui Ainayanti sangat tidak memadai dan tidak seimbang untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Karena itu, Ainayanti mencari tambahan penghasilan sebagai pengangkat barang milik para pedagang.

Dua jenis pekerjaan kasar tersebut diakui sangat berat. Ainayantipun mengabaikan perasaan malu karena tidak ingin dikasihani orang lain dengan mengemis atau pekerjaan lain yang tidak halal. "Tidak perlu kita merasa malu daripada berharap dikasihani orang lain. Justru yang seperti itu kita harus malu," ujarnya.

Berada di antara penarik becak atau pekerja kasar lain, Ainayanti mengatakan awalnya kerap mendapat perlakuan yang tidak pantas. Apalagi, sebagian penumpang perempuan lebih senang menggunakan jasanya. Namun sering juga ada penumpang membayar sewa becak atau yang meminta barangnya diangkatkan memberikan upah yang tidak pantas. "Saya hanya bisa pasrah dan berdoa saat saya dibayar lebih besar," tuturnya.

Menurut Adrus, ayah Ainayanti, anak gadisnya itu sudah disarankan mencari pekerjaan lain yang tidak beresiko, namun halal. Tapi tidak digubris dengan alasan tidak ada pekerjaan yang hina asal dilakukan dengan niat baik. Pekerjaan menarik becak dan buruh kasar yang dilakukan Ainayanti bertujuan meringankan beban ekonomi keluarga.

"Lebih baik jadi tukang becak daripada mengemis," ujar Adrus mengutip alasan putrinya yang disebut berpendirian tegar, setegar fisiknya mengayuh becak dan menjadi buruh kasar setiap hari. (*)

Tidak ada komentar: